Hari Pengungsi Internasional: Menilik Pendidikan Anak-anak Pengungsi di Indonesia

kataSAPA.com
Bekerjasama dengan Organisasi Migrasi Internasional IOM, pemerintah Indonesia, lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berupaya keras memenuhi hak anak-anak pengungsi luar negeri untuk menempuh pendidikan. Meski belum semua anak pengungsi mau bersekolah, menyiapkan sistem pendidikan yang baik bagi mereka dinilai penting untuk masa depan mereka. Surat Edaran Sesjen Kemdikbud RI No. 752553/A.A4/HK/2019 tentang Pemenuhan Hak Atas Pendidikan bagi Anak Pengungsi Luar Negeri, telah membuka jalan bagi 646 dari 1.595 anak pengungsi luar negeri yang berusia sekolah untuk menempuh pendidikan formal di lembaga kependidikan. Bahkan, 348 anak pengungsi luar negeri kini menempuh pendidikan di sekolah negeri. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk memenuhi hak atas pendidikan anak-anak pengungsi luar negeri patut diapresiasi. Pasalnya, Indonesia belum meratifikasi Konvensi tentang Status Pengungsi (The 1951 Convention Relating Status of Refugees). Kepala Misi Badan Migrasi Internasional (IOM) untuk Indonesia, Louis Hoffmann, menilai pemerintah Indonesia telah membuat sebuah komitmen yang kuat tentang pemenuhan hak atas pendidikan bagi anak pengungsi luar negeri. Sejak tahun 2015, dan diintensifkan sejak tahun 2018, ada upaya luar biasa untuk memastikan agar anak-anak pengungsi ini dapat memiliki akses pada pendidikan, dan pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen sangat kuat akan hal ini. Lewat serangkaian pertemuan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya dengan Satuan Tugas Antar-Kementerian Untuk Urusan Pengungsi di Indonesia, pernah dikeluarkan surat edaran tentang Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Bagi Anak Pengungsi Luar Negeri yang memungkinkan mereka bersekolah di sekolah umum. Surat edaran ini dikeluarkan pada pertengahan tahun 2019 dan sejak saat itu kami telah membuat kemajuan berarti untuk mendorong anak-anak pengungsi bersekolah di sekolah umum, ujar Louis dalam wawancara dengan VOA hari Sabtu (18/6). Belum Semua Kota Beri Kesempatan Pendidikan Hingga SMA Hingga tahun 2022, ada sembilan provinsi di Indonesia yang menjadi tempat transit atau akomodasi sementara yaitu Medan (Sumatera Utara), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Batam serta Bintan (Kepulauan Riau), Makassar (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur), Kota Madya Jakarta Barat (DKI Jakarta), Tangerang dan Tangerang Selatan (Banten). Lalu, Pekanbaru (Riau) dan Lhokseumawe (Nanggroe Aceh Darussalam). Namun, tak semua kota membuka akaes untuk anak-anak pengungsi melanjutkan ke jenjang pendidikan formal ke bangku SMA, sehingga mereka terpaksa ikut pendidikan kesetaraan atau paket C. Hanya anak-anak pengungsi luar negeri di Kota Makassar yang dapat mengakses jenjang SMA ketika sudah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP. Ada pula yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi di dua universitas di Kota Makasaar. Menanggapi hal itu, Louis menjelaskan bahwa anak-anak pengungsi luar negeri dihadapkan dengan persoalan kapasitas ruang sekolah saat ingin mendapatkan pendidikan. "Semua kota ini menerima anak dalam jumlah yang berbeda dan beberapa masalah di masing-masing kota juga terkait dengan kapasitas ruang sekolah dan sejumlah masalah nyata. Ada berbagai dukungan yang kami berikan bersama dengan masyarakat lokal dan sistem pendidikan untuk mempromosikan akses anak pengungsi ke pendidikan," jelasnya. IOM : Soal Ijazah Sekolah, Masih Dibahas Tak sampai di situ, anak-anak pengungsi luar negeri di berbagai daerah kerap kesulitan ketika akan melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA. Kesulitan tersebut disebabkan surat edaran itu tidak memberikan bukti lulus seperti ijazah. Namun, hanya surat keterangan telah mengikuti pendidikan dari kepala sekolah yang bersangkutan. "Itu masih dalam pembahasan. Mereka memang mendapatkan sertifikat untuk kelas atau tingkat pendidikan yang telah diselesaikan, tetapi sejauh yang kami ketahui khususnya ketika pengungsi sudah dimukimkan kembali tidak adanya ijazah sekolah tidak menjadi penghalang untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun demikian dalam diskusi dengan pihak berwenang, mereka memahami isu ini dan hal ini terkait dengan peraturan dan standar nasional, dan ini sedang diperbaiki. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memahami masalah ini dan telah menjadi mitra kuat kami untuk menyelesaikannya, tambah Louis. Rudenim: IOM & Kemendikbud Akomodasi Pendidikan Formal dan Non-Formal Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Vincentius Purwo Hendratmoko, mengatakan ada sekitar 85 anak pengungsi luar negeri di Kota Medan yang sedang mengenyam pendidikan mulai dari tingkat PAUD, SD, hingga SMP. "Itu yang di sekolah formal. Kalau (sekolah) yang non-formal itu juga sudah diakomodir jadi seperti program dari IOM memberikan pendidikan di penampungan itu. Sudah terakomodir hak-hak mereka," katanya kepada VOA, Selasa (21/6). Menurut Moko, ada beberapa faktor yang membuat tidak banyak anak-anak pengungsi luar negeri yang mengenyam pendidikan formal di Kota Medan. "Kendalanya ada beberapa faktor bisa jadi memang si anak tidak ada niat (sekolah) atau mungkin terkendala masalah biaya karena pemerintah kita tidak menganggarkan itu," ujarnya. Kendati demikian, pendidikan formal bagi anak-anak pengungsi luar negeri dinilai mampu mengurangi kejenuhan ketika berada di kamp penampungan. "Saya senang mereka bisa mengenyam pendidikan formal, karena di usia mereka itu bermain dan belajar," ucap Moko. Penuhi Hak Atas Pendidikan, KPAI Serukan Kemdikbud Revisi Surat Edaran Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, mendorong agar Kemdikbud merevisi beberapa poin yang ada di Surat Edaran (SE) Sesjen Kemendikbud RI No. 752553/A.A4/HK/2019 tentang Pemenuhan Hak Atas Pendidikan bagi Anak Pengungsi Luar Negeri. "Surat edaran itu juga perlu mengatur ketentuan-ketentuan tentang akses pendidikan untuk anak-anak pengungsi yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi. Mengingat saat ini sudah ada dua universitas yang menerima anak-anak pengungsi luar negeri untuk kuliah di Makassar," ujarnya ketika diwawancarai beberapa waktu lalu. KPAI juga mendorong Kemdikbud melakukan sosialisasi terkait surat edaran tersebut kepada seluruh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang di wilayahnya terdapat anak-anak pengungsi luar negeri. "Sehingga layanan pendidikan pada anak-anak pengungsi dapat dioptimalkan, mengingat banyak kendala di antaranya masalah komunikasi, bahasa, dan budaya," tandas Retno.[aa/em]
mastermedia.co.id

Pasang Kandang Jebak, Cara BKSDA Aceh Tangani Konflik Manusia dan Harimau Sumatra di Tapaktuan

mastermedia.co.id

Ukraina Terima Kiriman Senjata Berat dari Jerman

mastermedia.co.id

MenKopUKM Sambut Solo Keroncong Festival 2022 Jadi Ajang UMKM Berkreasi dan Berinovasi

mastermedia.co.id

Menlu Rusia Ungkap Tujuan Sebenarnya dari Operasi Militer Moskow di Ukraina

mastermedia.co.id

Fasilitas Tambahan di Aston Cirebon, Ajarkan Anak Berkreasi dengan Tanah Liat

mastermedia.co.id

BS Lady Cirebon Gelar 1st Gathering Buttonscarves

mastermedia.co.id

Partai Demokrat Kota Cirebon Solid, Optimistis Hadapi 2024

mastermedia.co.id

Banyak Acara Hari Jadi Cirebon, Pemda Kota Cirebon Siapkan Kantong Parkir Baru di Jalan Siliwangi

mastermedia.co.id

Mulai Rabu Malam, Jalan Siliwangi Kota Cirebon Ditutup Sementara

mastermedia.co.id

Wakil Wali Kota Cirebon Minta Memayu Cirebon Jadi Kebiasaan

mastermedia.co.id

Partai Demokrat Jabar Umumkan Hasil Muscab Serentak

mastermedia.co.id

Peringati Hari Anak Nasional, Anak Pesisir Cirebon Pilih Baca Buku di Atas Perahu

mastermedia.co.id

Peringati Hari Anak Nasional, Konsumen Alfamart Bagikan Ribuan Perlengkapan Sekolah

mastermedia.co.id

Pengadilan Tutup Kasus Perintah Penahanan terhadap Ricky Martin

mastermedia.co.id

Jokowi Dukung Kenaikan Harga Tiket Taman Nasional Komodo

mastermedia.co.id

Kelas Inspirasi: Kisah Para Profesional di Antara Bangku Sekolah Dasar

mastermedia.co.id

Wabah PMK Indonesia Dorong Pembatasan di Selandia Baru, Australia

mastermedia.co.id

Komnas HAM Papua Belum Bisa Kirim Tim ke Nduga

mastermedia.co.id

Cegah Terjadinya Perang Nuklir, Lukashenko Minta Konflik Ukraina Segera Dihentikan

mastermedia.co.id

Suriah Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ukraina

mastermedia.co.id

Berbekal Senjata Barat, Zelensky Yakin Pasukan Ukraina Bisa Kalahkan Rusia

mastermedia.co.id

Krisis Pangan Makin Buruk, Golkar: Akibat Anomali Cuaca dan Dampak Perang Rusia vs Ukraina

mastermedia.co.id

Roy Citayam Tolak Beasiswa Sandiaga, Cinta Laura: Harusnya Ambil, Pendidikan itu Sangat Spesial

mastermedia.co.id

Erdogan Minta AS Berhenti Dukung Militan Kurdi dan Segera Angkat Kaki dari Suriah

mastermedia.co.id

Satu Lagi Negara Eropa yang Akui Kemerdekaan Donetsk dan Lugansk

mastermedia.co.id

Minta Hasil Autopsi Pertama Brigadir J Disampaikan ke Publik, Sahroni: Harus Ada Management Timing

mastermedia.co.id

Suka atau Tidak, Eropa Harus Beli Tambahan Gas dari Rusia

mastermedia.co.id

GreatDay HR Menutup Celah Risiko Pemalsuan Absensi Karyawan dengan Kembangkan Teknologi Face Matching System & Liveness Check

mastermedia.co.id

Baru Bebas Bersyarat, Musni Umar Minta HRS dan Loyalisnya Kendalikan Diri

mastermedia.co.id

Buntut Sengketa Merek Dagang, Putra Siregar Tutup PS Glow