MOSKOW, - Presiden Vladimir Putin pada Selasa (24/5) mengatakan bahwa ekonomi Rusia masih "tetap terbuka" bagi mitra internasional yang setuju dengan kebijakan baru yang diberlakukan oleh pemerintah Rusia, salah satunya dengan menggunakan mata uang rubel sebagai alat pembayaran.
“Kami akan memperluas kerja sama dengan negara-negara yang tertarik pada kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Putin, dikutip RT.com.
Dia menyoroti pentingnya mengembangkan infrastruktur pembayaran menggunakan mata uang nasional, pembentukan ikatan ilmiah dan teknologi, dan meningkatkan kapasitas rantai logistik.
Menurutnya, negara-negara barat lah yang akan dirugikan dengan kebijakan sanksi anti-Rusia.
“Tindakan beberapa negara, keinginan mereka untuk menutup dari Rusia – bukan untuk menutup Rusia, tetapi untuk menutup dari Rusia, bahkan merugikan mereka sendiri – telah menunjukkan betapa pentingnya di dunia modern untuk mendiversifikasi arus transportasi, memperluas koridor menuju mitra yang dapat diprediksi dan bertanggung jawab,” kata Sang presiden.
Putin mencatat bahwa bisnis Rusia beradaptasi dengan perubahan dengan “merestrukturisasi produksi dan rantai pasokan, [dan] secara aktif menjalin hubungan baru dengan mitra asing.”
Dia telah menginstruksikan kepada pemerintah Rusia untuk terus melanjutkan pengembangan proyek infrastruktur dan menghilangkan birokrasi yang memperlambat pelaksanaannya.