MOSKOW, - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kebijakan sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara barat terhadap Moskow hanya memperburuk situasi krisis pangan global, setelah kebijakan itu memberikan pengaruh buruk terhadap perdagangan pupuk dan membuat harga pangan menjadi lebih tinggi.
Dalam wawancara TV khusus pada Jumat (3/6) malam setelah pertemuan dengan kepala Uni Afrika Macky Sall di Sochi, Putin menuduh para pemimpin negara-negara Barat mencoba "untuk mengalihkan tanggung jawab atas apa yang terjadi di pasar pangan dunia" dan menyalahkan Rusia.
"Akar penyebab krisis terletak pada kebijakan keuangan AS selama pandemi Covid-19 dan ketergantungan berlebihan Eropa Barat pada energi terbarukan dan kontrak gas jangka pendek, yang telah menyebabkan kenaikan harga dan inflasi," kata Putin, dikutip RT.com.
"Situasi yang tidak menguntungkan di pasar makanan dunia tidak terbentuk kemarin, atau bahkan sejak Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Donbass dan Ukraina. (Tapi) itu mulai terbentuk pada awal Februari 2020 dalam proses memerangi konsekuensi dari pandemi virus corona," tambahnya.
Harga komoditas gas yang tinggi, yang datang sebagai akibat dari kurangnya investasi di sektor energi tradisional, telah memaksa banyak produsen pupuk untuk menutup bisnis mereka karena tidak menguntungkan, kata presiden Rusia itu. Perkembangan tersebut, lanjutnya, telah menyusutkan pasokan pupuk, yang kemudian mendorong harga pangan lebih tinggi.
"Namun, alih-alih mengambil langkah nyata untuk memperbaiki situasi, negara-negara Barat justru menyalahkan Moskow," kata Putin.
Presiden Rusia telah menolak semua klaim bahwa Moskow mencegah biji-bijian Ukraina diekspor ke negara lain sebagai “gertakan.” Ia juga mengatakan bahwa Rusia siap meningkatkan ekspor gandumnya sendiri hingga 50 juta ton.