JAKARTA, - Pengelola kawasan Borobudur, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria buka suara terkait wacana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750.000.
Dony mengatakan bahwa wacana itu dilakukan demi menjaga keberlangsungan konservasi situs bersejarah. Ia mengatakan demikian berdasarkan pertimbangan dari Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud).
"Faktor konservasi menjadi fokus utama dengan mempertimbangkan carrying capacity sehingga tidak merusak kondisi Candi Borobudur. semua tentu atas masukan dan pertimbangan dari ahli khususnya Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan," kata Dony dilansir detikcom, Minggu (5/6/2022).
Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga tiket itu dilakukan untuk membatasi jumlah pengunjung yang akan naik ke Candi Borobodur. Ia mengatakan bahwa wisatawan yang dapat naik ke area candi dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
"Untuk membatasi jumlah tersebut salah satu alternatifnya adalah menaikkan tarif untuk naik, tetapi bukan tarif untuk masuk ke Kawasan Borobudur, tarif masuk tetap seperti sekarang," ungkap Dony.
"Sekali lagi jangan keliru dengan tiket masuk Borobudur. Tiket masuk tetap, tetapi tiket naik ke Candi yang diubah dalam rangka membatasi," tegasnya.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa prosedur terkait kebijakan menaikkan harga tiket Candi Borobudur itu masih dalam proses pengkajian.
"Tentu kita sedang siapkan prosedurnya, dan tentu ada alokasi untuk pelajar dengan harga sangat murah yaitu Rp 5.000," pungkasnya.