MOSKOW, - Kementerian Pertahanan Rusia menuduh “militan batalyon nasionalis” Ukraina sengaja membakar gudang penyimpanan bahan makanan seperti biji gandum dan jagung, di pelabuhan laut Mariupol saat mereka melarikan diri dari pasukan Rusia.
Menurut sebuah pernyataan kementerian, dugaan tindakan pembakaran itu dilakukan karena kelompok "militan" tidak ingin meninggalkan pasokan biji-bijian kepada penduduk Mariupol. Akibatnya, menurut militer, lebih dari 50 ribu ton biji-bijian dihancurkan.
"Kejahatan tidak manusiawi ini menunjukkan kepada seluruh komunitas dunia 'wajah sebenarnya' dari rezim Kiev, yang, pada kenyataannya, menggunakan metode terorisme pangan terhadap rakyatnya sendiri," tuduh Kemenhan Rusia, dikutip RT.com.
Kementerian itu menekankan bahwa selama “operasi militer khusus”, pasukan Rusia mendukung penduduk sipil Ukraina, memperlakukannya secara manusiawi dan “tidak menyerang infrastruktur sipil”, dan hanya menargetkan fasilitas militer saja.
Sejak peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina, Moskow dan Kiev telah saling melemparkan tuduhan soal pihak mana yang melakukan tindak kejahatan perang.
Sementara itu, otoritas Republik Rakyat Donetsk melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran gagal menyelamatkan stok biji-bijian meskipun upaya pemadaman sudah dilakukan selama beberapa hari.
“Ada banyak biji-bijian di wilayah pelabuhan Mariupol, ini baik biji jagung maupun gandum. Dilihat dari bau dan penampilannya, sebagian besar tidak cocok untuk digunakan lebih lanjut,” kata seorang ajudan pemerintah Republik Rakyat Donetsk, Yan Gagin, kepada RIA Novosti.