Bantah Soal Wanita Gak Bisa Berkarier, HerStory Kupas Tuntas Lewat Webinar Breaking the Glass Ceiling: Women Leaders on Economic Empowerment  

kataSAPA.com

JAKARTA, - Ketika berbicara tentang ekonomi dan melihat fenomena di Indonesia bahwa dunia kerja masih didominasi oleh kaum pria. Di samping itu, para wanita sering kali menemukan kesulitan untuk bisa menduduki posisi atau jabatan strategis yang lebih tinggi. Untuk itu, hal tersebut biasanya disebut dengann fenomena glass ceiling atau atap kaca. Sementara itu, para pria akan meemperoleh kemudahan dalam menduduki posisi strategis di perusahaaan atau organisasi.

Selain itu, wanita juga mendapatkan tuntutan atau peran domestik di rumah, yang beberapa orang beranggapan bahwa hal ini ‘menghambat’ para wanita untuk berkarier. Namun, fenomena ini terbantahkan oleh beberapa narasumber yang hadir dalam acara Webinar HerStory bertajuk Breaking the Glass Ceiling: Women Leaders on Economic Empowerment pada Senin (18/4/2022).

“Kenaikan pertumbuhan ekonomi belum setara dengan angka ketimpangan gender. Pasalnya, angka ketimpangan gender masih tinggi di Indonesia, meskipun angkanya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,” kata Clara Aprilia Sukandar selaku Pemimpin Redaksi HerStory.co.id.

“Berdasarkan data dari BPS, indeks ketimpangan gender (IKG) dan data gender Inequality Index (GII) dari UNDP, ketimpangan gender masih terjadi karena kelompok penduduk pria dan wanita belum memiliki akses yang sama atau setara untuk berperan dalam pembangunan. Indikator ini diukur dari aspek kesehatan, peemberdayaan, serta akses dalam pasar tenaga kerja,” lanjutnya.

Clara juga menjelaskan bahwa dalam ekonomi, glass ceiling merupakan metafora yang mengacu pada situasi di mana kemajuan orang yang sejatinya memenuhi syarat dalam hierarki organisasi dibatasi pada tingkat yang lebih rendah karena beberapa bentuk diskriminasi, paling umum seksisme atau rasisme. Fenomena glass ceiling umumnya terjadi pada perempuan dan kelompok minoritas lain, seperti orang dengan disabilitas.

Bintang Puspayoga selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yang turut hadir dalam Webinar HerStory mengungkapkan bahwa perlindungan dan pemenuhan hak yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan dan anak telah diamatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

“Menurut analisa dari ILO pada Juni 2020, secara rata-rata, laki-laki di Indonesia memiliki pendapatan 20% sampai 23% lebih besar dari wanita Indonesia. Faktor yang memperburuk kesenjangan di Indonesia bukanlah disebabkan karena kemampuan dan pendidikan antara wanita dan pria, melainkan karena pandangan terhadap pembagian peran yang dapat dilakukan oleh wanita dan pria yang merupakan dampak dari adanya diskriminasi,” ujar Bintang Puspayoga.

Di saat yang sama, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr. Lucia Rizka Andalusia menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan, yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, transformasi teknologi keesehatan.

“Para wanita Indonesia berperan dalam penanggulan masalah kesehatan. Di awal pandemi dan di saat pandemi, kami berupaya untuk mendapatkan obat-obatan, memenuhi kebutuhan vaksin, melaksanakan program vaksinasi untuk mendapatkan herd immunity bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Dr. Lucia Rizka Andalusia.

“Tentunya, hal tersebut membutuhkan perjuangan yang sangat berat dan membutuhkan konsistensi untuk terus berjuang. Kami sebagai wanita Indonesia memposisikan peran kita bersama dengan tenaga kesehatan lain dengan gender yang berbeda,” sambungnya.

Rima Tanago selaku Head of Commercial Business Development PT HM Sampoerna Tbk, menjelaskan bahwa Sampoerna selalu beerkomitmen untuk memelihara praktik dan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam, serta memperlakukan karyawan dan orang lain dengan hormat tanpa diskriminasi.

“Sampoerna percaya bahwa inclusion and diversity merupakan hal yang krusial untuk dijalankan karena membawa impact yang positif terhadap bisnis dan karyawan. Jadi, kita fokuskan pada tiga hal, yaitu dukungan untuk pengembangan karier, edukasi mengenai pentingnya inklusivitas, dan pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan gender,” tutur Rima Tanago.

Hanny Retno Hapsari Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin memberikan beberapa tips agar wanita Indonesia berani untuk menunjukkan kemampuannya, yaitu mengetahui diri sendiri, mencari support system yang selalu memberikan dampak positif, membangun jejaring, mencari mentor sesuai dengan bidang masing-masing, dan investasi dalam diri sendiri.

“Kalau ingin sukses kita harus tahu diri kita sendiri, kelebihan yang bisa digali, dan mendapat dukungan dari orang terdekat. Saya dapat quotes bagus dari Sheryl Sandberg. Jadi, wanita itu harus shifting dari berpikir bahwa ‘saya enggak siap’, tapi kita harus siap dan kita harus belajar dengan melakukannya,” jelas Hanny Retno Hapsari.

Dalam acara yang sama, Dr. Inti Pertiwi Nashwari, S.P., M.Si, Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, menjelaskan bahwa wanita wajib sadar bahwa mereka adalah pelaku sekaligus subyek rentan yang langsung terdampak dari berbagai permasalahan global, termasuk di sektor sosial-ekonomi pertanian.

“Selain itu, wanita juga bisa menjadi agen perubahan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut bila diberdayakan dan diberikan kesempatan yang setara. Dalam berbagai diskursus dan proses pengambilan kebijakan, sudah selayaknya memakai perspektif yang peka dan responsif terhadap gender,” tutur Dr. Inti Pertiwi Nashwari.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hampir 50% pekerja sektor pertanian di negara berkembang adalah perempuan. Namun, produktivitas mereka terbatas karena adanya hambatan struktural dan kultural terhadap akses pengetahuan, keterampilan, hingga permodalan.

Adanya tradisi di kalangan keluarga petani untuk mewariskan ilmu dan usaha tani ke generasi laki-laki membuat posisi dan pengaruh mereka lebih dominan di sektor pertanian. Padahal, wanita tani sering kalii memiliki tanggung jawab yang berat, mulai dari mengasuh anak, mengerjakan urusan rumah tangga, sekaligus membantu suaminya bekerja di ladang. Ironisnya, mereka kerap kali dibayar lebih rendah atau bahkan tanpa upah.

Pada dasarnya, setiap wanita bisa sukses ketika berusaha semaksimal mungkin di tengah adanya keterbatasan. Seorang feminis Maya Angelou mengatakan bahwa kita mungkin menghadapi banyak kekalahan, tapi kita enggak boleh dikalahkan.

Sebagai informasi, Webinar HerStory bertajuk Breaking the Glass Ceiling: Women Leaders on Economic Empowerment ini diselenggarakan oleh HerStory Indonesia dan dikelola oleh Quadrant 1 Komunika yang merupakan salah satu grup bisnis Warta Ekonomi.

 

mastermedia.co.id

Pasang Kandang Jebak, Cara BKSDA Aceh Tangani Konflik Manusia dan Harimau Sumatra di Tapaktuan

mastermedia.co.id

Ukraina Terima Kiriman Senjata Berat dari Jerman

mastermedia.co.id

MenKopUKM Sambut Solo Keroncong Festival 2022 Jadi Ajang UMKM Berkreasi dan Berinovasi

mastermedia.co.id

Menlu Rusia Ungkap Tujuan Sebenarnya dari Operasi Militer Moskow di Ukraina

mastermedia.co.id

Fasilitas Tambahan di Aston Cirebon, Ajarkan Anak Berkreasi dengan Tanah Liat

mastermedia.co.id

BS Lady Cirebon Gelar 1st Gathering Buttonscarves

mastermedia.co.id

Partai Demokrat Kota Cirebon Solid, Optimistis Hadapi 2024

mastermedia.co.id

Banyak Acara Hari Jadi Cirebon, Pemda Kota Cirebon Siapkan Kantong Parkir Baru di Jalan Siliwangi

mastermedia.co.id

Mulai Rabu Malam, Jalan Siliwangi Kota Cirebon Ditutup Sementara

mastermedia.co.id

Wakil Wali Kota Cirebon Minta Memayu Cirebon Jadi Kebiasaan

mastermedia.co.id

Partai Demokrat Jabar Umumkan Hasil Muscab Serentak

mastermedia.co.id

Peringati Hari Anak Nasional, Anak Pesisir Cirebon Pilih Baca Buku di Atas Perahu

mastermedia.co.id

Peringati Hari Anak Nasional, Konsumen Alfamart Bagikan Ribuan Perlengkapan Sekolah

mastermedia.co.id

Pengadilan Tutup Kasus Perintah Penahanan terhadap Ricky Martin

mastermedia.co.id

Jokowi Dukung Kenaikan Harga Tiket Taman Nasional Komodo

mastermedia.co.id

Kelas Inspirasi: Kisah Para Profesional di Antara Bangku Sekolah Dasar

mastermedia.co.id

Wabah PMK Indonesia Dorong Pembatasan di Selandia Baru, Australia

mastermedia.co.id

Komnas HAM Papua Belum Bisa Kirim Tim ke Nduga

mastermedia.co.id

Cegah Terjadinya Perang Nuklir, Lukashenko Minta Konflik Ukraina Segera Dihentikan

mastermedia.co.id

Suriah Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ukraina

mastermedia.co.id

Berbekal Senjata Barat, Zelensky Yakin Pasukan Ukraina Bisa Kalahkan Rusia

mastermedia.co.id

Krisis Pangan Makin Buruk, Golkar: Akibat Anomali Cuaca dan Dampak Perang Rusia vs Ukraina

mastermedia.co.id

Roy Citayam Tolak Beasiswa Sandiaga, Cinta Laura: Harusnya Ambil, Pendidikan itu Sangat Spesial

mastermedia.co.id

Erdogan Minta AS Berhenti Dukung Militan Kurdi dan Segera Angkat Kaki dari Suriah

mastermedia.co.id

Satu Lagi Negara Eropa yang Akui Kemerdekaan Donetsk dan Lugansk

mastermedia.co.id

Minta Hasil Autopsi Pertama Brigadir J Disampaikan ke Publik, Sahroni: Harus Ada Management Timing

mastermedia.co.id

Suka atau Tidak, Eropa Harus Beli Tambahan Gas dari Rusia

mastermedia.co.id

GreatDay HR Menutup Celah Risiko Pemalsuan Absensi Karyawan dengan Kembangkan Teknologi Face Matching System & Liveness Check

mastermedia.co.id

Baru Bebas Bersyarat, Musni Umar Minta HRS dan Loyalisnya Kendalikan Diri

mastermedia.co.id

Buntut Sengketa Merek Dagang, Putra Siregar Tutup PS Glow