KIEV, - Kepala Intelijen Ukraina, Kirill Budanov, mengatakan kepada Financial Times pada pekan lalu, bahwa Moskow harus bersiap menghadapi serangan dan operasi sabotase di dalam wilayah Rusia, sama seperti kasus pembunuhan pejabat lokal di wilayah Kherson, Ukraina.
“Kegiatan partisan telah muncul di wilayah yang direbut Rusia sejak dimulainya operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari," kata Budanov kepada Financial Times, dikutip RT.com, menunjuk pada dua ledakan di Wilayah Kherson (Ukraina), yang berbatasan dengan Semenanjung Krimea.
Kherson telah menyaksikan dua serangan yang tampaknya menargetkan pejabat setempat. Pada tanggal 22 Juni, sebuah bom pinggir jalan meledak di kota Chernobayevka dan melukai seorang kepala pemerintahan lokal. Ia selamat dan hanya mengalami luka ringan akibat pecahan peluru. Dua hari kemudian, kepala Departemen Keluarga, Pemuda dan Olahraga Wilayah Kherson tewas dalam serangan serupa. Sebuah alat peledak ditanam di mobilnya. Pada 24 Juni, pihak berwenang setempat mengatakan bahwa insiden itu adalah serangan terorisme.
Menurut Budanov, jenis serangan ini tidak akan terbatas pada wilayah yang pernah berada di bawah kendali Ukraina.
"Serangan dan operasi sabotase dilakukan di mana-mana, dan itu pernah dan akan kembali terjadi di Rusia dan banyak tempat lain," tambahnya.
Hanya saja, ia tidak mengatakan apakah Kiev berada di balik semua insiden yang kemungkinan akan mengguncang Rusia tersebut.
Budanov juga mengatakan bahwa dirinyaa memiliki “sedikit harapan” bahwa pasukan Rusia akan mundur dan meninggalkan wilayah yang mereka kendalikan saat ini.
“Mereka akan berjuang sebanyak yang mereka bisa,” katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia “tidak memiliki pilihan lain” selain “berjuang sampai akhir.”