HANOI, - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, pada Rabu (6/7) mengatakan bahwa negara-negara barat harus menyadari tanggung jawabnya atas kematian warga sipil di Donbass dan Ukraina.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Vietnam, saat ia diminta untuk mengomentari tuduhan Kiev bahwa pasukan Rusia menembaki kota mereka sendiri untuk mengganggu pasokan senjata Barat ke Ukraina.
“Singkatnya, mereka berbohong,” kata Lavrov, dikutip RT.com.
Dia menambahkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia menyajikan fakta nyata setiap hari, dan bahwa Barat harus mengakui tanggung jawabnya sendiri, “tidak peduli apa yang dikatakan [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky dan timnya.”
Sejak peluncuran operasi militer di Ukraina, Moskow telah memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak "memompa" Ukraina dengan senjata, dengan mengatakan itu hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan masalah jangka panjang yang serius di masa depan.
Lavrov juga mengatakan bahwa negara-negara Barat “harus menyadari tanggung jawabnya” atas kematian warga sipil, karena Kiev menggunakan senjata yang dipasok dari luar negeri sebagai “alat intimidasi" terhadap warga sipil.
Sejak peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina, kedua pihak saling menuduh menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil.
Awal bulan ini, penasihat presiden Ukraina Mikhail Podoliak mengklaim bahwa pasukan Rusia menembaki kota-kota mereka sendiri di dekat perbatasan Ukraina untuk "menuduh Ukraina menembaki kota-kota Rusia dan mengganggu pasokan senjata Barat."
Negara-negara Barat yang menyediakan senjata untuk Ukraina telah menjelaskan bahwa senjata tersebut tidak boleh digunakan untuk melakukan serangan di wilayah Rusia.
Pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Ukraina meluncurkan tiga rudal balistik Tochka-U di kota Belgorod Rusia, yang menewaskan empat orang.