BANGKOK, - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, pada Minggu (10/7) mengatakan bahwa krisis yang terjadi di Sri Lanka juga dipicu oleh "agresi Rusia" di Ukraina.
Seperti diketahui, negara kepulauan itu telah berada dalam keadaan kerusuhan selama beberapa bulan, dengan pasokan makanan dan bahan bakar yang terbatas dan harga yang meroket. Aksi kerusuhan meningkat pada hari Sabtu pekan lalu ketika ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden, yang memaksanya untuk melarikan diri.
“Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken kepada wartawan di Bangkok, dikutip RT.com.
Dia mengklaim bahwa “meningkatnya kerawanan pangan” di seluruh dunia “telah secara signifikan diperburuk oleh agresi Rusia terhadap Ukraina.”
Pada kesempatan itu, Blinken kembali mendesak Moskow untuk mengizinkan pengiriman 20 juta ton biji-bijian yang saat ini masih terjebak di pelabuhan Ukraina yang, menurut pendapatnya, diblokir oleh pasukan Rusia sebagai bagian dari serangan militer mereka.
Dia juga menambahkan, di Thailand, harga pupuk telah “melayang tinggi” karena "blokade" itu.
Rusia, sementara itu, membantah semua tuduhan yang menyebut jika mereka memblokir ekspor makanan. Moskow mengatakan telah menawarkan akan menjamin keamanan kapal barang tetapi Ukraina mencegah kapal sipil meninggalkan pelabuhan, termasuk Odessa.
Rusia juga mengatakan bahwa tindakan militer Ukraina yang menempatkan ranjau laut di Laut Hitam telah menciptakan ancaman keamanan bagi pengiriman ekspor bahan makanan melalui wilayah perairan itu.