JAKARTA, – Pegiat media sosial Denny Siregar merespons ajakan Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI) kepada umat Islam agar bersatu sehingga tak mudah diadu domba.
Denny menilai GNAI terdiri dari orang-orang yang tidak sadar diri. Pasalnya, menurut dia, mereka lah yang sering memancing kegusaran publik, terutama umat agama lain.
“Yang tukang ngafirin elu. Yang rese elu juga. Yang suka ngadu domba elu lagi. Yang suka hina orang juga elu,” tulisnya di akun Twitter @DennySiregar7, dikutip Minggu (17/7).
Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi itu menduga GNAI sedang tersudutkan, sehingga mengais bantuan dengan mengatasnamakan agama.
“Ketika dihantam balik, kepojok, sekarang tereak umat Islam harus bersatu,” sindir Denny.
Diketahui, Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI) baru saja dideklarasikan oleh sejumlah tokoh nasional lintas ormas Islam dan ratusan jemaah. Gerakan ini digagas untuk melawan isu Islamophobia di dunia. Sebab, Islam oleh media barat mulai digambarkan sebagai kaum teroris dan radikalis.
Tokoh yang hadir dalam deklarasi GNAI yang digelar di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar Jakarta antara lain Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua PA 212 Slamet Maarif, Sekjen PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, Wakil Ketua Partai Ummat Buni Yani, Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani, Habib Mukhsin, Mustofa Nara, Refly Harun, Alfian Tandjung, Habib Umar Husain.
Ada juga mantan anggota DPR RI Hatta Taliwang, mantan anggota DPR Ariadi Ahmad, Rizal Fadilah, Anton, aktivis era 98 Andrianto.
Sementara itu, GNAI sendiri berdiri atas inisiasi Wakil Ketua MUI Buya Anwar Abbas, Sekjen PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Wahab Hasbullah yakni Gus Aam, Ahmad Dhani Prasetyo, Habib Mukhsin, Ustadz Umar Husein, Ustaz Alfian Tandjung.