ANKARA, - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (18/7) memperingatkan bahwa masih memungkinkan bagi Turki untuk membekukan langkah Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO jika kedua negara tidak menepati janji yang sudah mereka sepakati dengan pemerintah Turki, yakni dengan berhenti mendukung kelompok teroris Partai Pekerja Kurdistan dan para pengikut tokoh pelopor aksi kudeta pemerintahan Turki, Fetullah Gulen.
"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kami akan membekukan proses jika negara-negara ini tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kami," kata Erdogan kepada wartawan, dikutip RT.com.
“Sikap kami tentang masalah ini sangat jelas. Sisanya terserah mereka," tambahnya
Ankara telah memblokir permohonan Finlandia dan Swedia untuk bergabung menjadi anggota NATO. Namun, sebuah memorandum trilateral yang ditandatangani oleh Turki, Swedia dan Finlandia di Madrid memungkinkan aliansi untuk secara resmi mengundang Finlandia dan Swedia pada pertemuan KTT NATO di Spanyol. Dokumen tersebut menyerukan kedua negara Nordik untuk memenuhi tuntutan Turki dengan mengakhiri embargo penjualan senjata mereka ke Ankara dan menindak individu dan organisasi yang telah ditetapkan oleh Turki sebagai kelompok teroris, diantaranya para aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang mencari suaka di Swedia dan Finlandia, dan pengikut ulama Fetullah Gulen.
Seperti diketahui, Finlandia dan Swedia tetap netral selama Perang Dingin, tetapi kedua negara memutuskan untuk bergabung dengan NATO pada 18 Mei tahun ini, dengan alasan kekhawatiran akan keamanan mereka di tengah operasi militer Rusia di Ukraina.
Rencana kedua negara untuk bergabung dengan NATO hanya bisa terealisasi jika seluruh anggota aliansi tersebut menyetujuinya.